Adkha Iqlima Rusalbi

Kominfo - 01 Apr 2022

Pertama melihat Adkha, kesan yang muncul adalah seorang gadis ceria, selalu senyum, dan ramah. Tak terlihat kalau Adkha Iqlima Rusalbi menderita penyakit jantung yang selama hidupnya terus mengkonsumsi obat. Yaaa.. Adkha, gadis 23 tahun, satu dari lebih dua ribuan anak yang bermasalah dengan jantung, dan berhasil dibantu Yayasan Jantung Indonesia untuk melakukan operasi jantung.

Ketika itu tahun 2011, saat usia 14 tahun, Adkha kecil, sering merasa lemas, mudah lelah, dan sesak napas. Yang agak mencurigakan adalah memar merah, menebar di betis dan kaki, lama tidak hilang. Karenanya, diputuskan bawa ke dokter. Ternyata dari hasil pemeriksaan dokter merujuk Adkha ke Rumah Sakit besar. Dari rumah sakit inilah didapat hasilnya, Adkha menderita jantung remathic.

“Kata dokter, jantung saya kena virus. Memang dulu saya sering radang tenggorokan. Virus dari radang inilah yang menyerang jantung, bukan paru saya..,” cerita Adha mengenang masa kecilnya.

Lewat bantuan Yayasan Jantung Indonesia, selanjutnya, anak tertua dari 3 bersaudara pasangan Rusdianto dan Binti Sulaikah ini menjalani tindakan kateter di Rumah Sakit Harapan Kita. Bersyukur, operasi pembalonan berjalan lancar. Adkha kecil perlahan berangsur sehat. Tidak ada lagi sesak napas, tidak ada lagi memar merah di kakinya, tidak juga mudah lelah. Tapi untuk menjaga jantungnya tetap baik, pasien dr Poppy Roebiono SpJP(k) ini harus mengkonsumsi obat terus.. tidak boleh putus.

“Obatnya sih tidak terlalu mahal, tapi memang agak susah dapetinnya. Jadi saya sering lalai minum obat. Apalagi saat itu saya masih kecil, agak tidak perduli,” kata Adkha. Maka lima tahun kemudian Adkha mengalami gejala yang sama, cepat lelah, beberapa kali pingsan, ditambah nyeri di dada dan punggung.

“...terima kasih yang tak terhingga pada Yayasan Jantung Indonesia”

Katerisasi kedua (usia 20 tahun) kembali dilakukan, juga di rumah sakit yang sama, “Juga tetap dibantu Yayasan Jantung Indonesia,” 
ujar Adkha. Sejak operasi ke-dua ini, kakak dari Qilmilia dan Qhabilal ini bertekad disiplin menjaga kesehatannya. Dia berusaha keras mencari obat agar tidak lalai lagi, plus menjalani pola hidup sehat. “Kalau dulu suka jajan sembarangan, sekarang saya lebih berhati-hati.”
Kini, mahasiswi UPN semester dua ini tengah melakukan PKL di Pusdikkes Kramat Jati.  Adkha mengucap  terima kasih yang tak terhingga pada Yayasan Jantung Indonesia. “Berkat bantuan para donatur YJI, saya bisa beraktivitas seperti biasa…”