Deteksi Sedini Mungkin Hipertensi

YJI - 15 May 2020

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, seringkali dianggak biasa oleh masyarakat Indonesia. Sementara ahli medis menegaskan kalau penyakit ini cukup serius. Sekedar info, penyakit ini berada di urutan 3 penyebab kematian. Sayangnya masyarakat Kita masih banyak yang malas untuk memeriksakan tensi tubuh. Padahal banyak ditemukan penyakit penyebab kematian, salah satunya hipertensi. 

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah berada di atas normal. Biasanya gejalanya jarang terlihat. Terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai ‘silent killer’. Sehingga bisa mengundang penyakit lain yang berbahaya dan menyerang organ tubuh lainnya, seperti ; jantung, ginjal, diabetes dan stroke.

Takanan darah seseorang normalnya setara dari 120/80mmhg. Pada tekanan di atas 140/90mmHg, dianggap positif terkena hipertensi.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 63 juta orang (34,1%) penduduk di Indonesia menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi tersebut, hanya 8,8% terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4?ri yang terdiagnosis hipertensi, rutin minum obat.

Hipertensi juga sering dibilang biang keladi atau sumber malapetaka dari semua organ yang mempunyai pembuluh darah, baik yang kecil maupun yang besar.

Meski penderita hipertensi  tidak menunjukkan ciri apa pun atau hanya mengalami gejala ringan, tapi secara umum gejala hipertensi adalah:
• Sakit kepala parah
• Pusing
• Penglihatan buram
• Mual
• Telinga berdenging
• Detak jantung tak teratur
• Kelelahan
• Nyeri dada
• Sulit bernapas

Bagi penderita Hipertensi yang menahun, gejala yang timbul lebih parah. Bisa berakibat pada kerusakan penglihatan, kerusakan organ-organ tubuh, kejang-kejang dan yang paling parah terjadinya koma.

Faktor risiko Hipertensi yang juga perlu diperhatikan yaitu :
1. Keturunan  ; Jika orang tua punya riwayat terkena hipertensi maka anaknya pun beresiko terkena penyakit tersebut. 

2. Usia  :  Usia yang terus bertambah akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh. Salah satunya penurunan elastisitas pembuluh darah yang cenderung menyempit sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik  :  Jarang berolahraga, terlalu lama duduk, megakibatkan pembuluh darah dan otot kaku, bisa meningkatkan resiko penyumbatan di arteri.

4. Jenis Kelamin  : Pria maupun perempuan berusia 45 - 64 tahun tingkat risikonya sama. Tapi pria di atas 45 tahun lebih berisiko. Perempuan lebih berisiko pada usia di atas 64 tahun.

5. Pola makan : Pola makan juga ikut berpengaruh. Sering mengkonsumsi junk food (kandungan tinggi lemak, kandungan gula, rendah serat dan banyak mengandung garam), bila dikonsumsi terus-menerus akan mengganggu kesehatan. Diet rendah garam juga menurunkan tekanan darah. 

6. Stress  :  Stress dapat memicu peningkatan hormon adrenalin. Bila diproduksi berlebih dan berkepanjangan, menyebabkan tekanan darah meningkat.

7. Kelebihan berat badan :  Karena lemak berlebih dalam tubuh, bisa meningkatkan timbulnya plak, dan bisa menghambat laju aliran darah. Akibatnya jantung bekerja lebih keras memompa darah, sehingaa meningkatkan tekanan darah.

Jadi DETEKSI sedini mungkin tekanan darah. Semakin cepat didiagnosis, penyakit hipertensi lebih mudah dikendalikan dengan pengobatan sederhana. Dalam memperingati Hari Hipertensi Sedunia, Kita perlu mengenali tanda dari tekanan darah tinggi melalui apa yang terjadi pada tubuh.